Bangunan yang terbentuk pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra sekitar tahun 800-an Masehi ini sangat istimewa. Punya sekitar 1460 panel relief dan 504 stupa. Kalo dilihat dari dasar, struktur dasarnya punden berundak dengan 6 pelataran berbentuk bujur sangkar, 3 pelataran berbentuk bundar melingkar, dan sebuah stupa utama berada di puncak. Sementara kalo dilihat dari langit, bangunan tahun 1991 ini ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO ini membentuk mandala. Sebuah lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha.
Lalu misteri apa yang ada di Borobudur? Konon kabarnya panel relief yang ada pada tingkatan terbawah yakni Kamadhatu (belum semuanya terbuka) ada beberapa bagian panel yang sengaja ditimbun tanah karena reliefnya dianggap terlalu vulgar. Karena fondasi relief yang tersembunyi menggambarkan beberapa adegan Sutra Karmawibhangga atau hukum sebab akibat, di mana panel tersebut berbentuk relief perbuatan manusia yang telah dirasuki hawa nafsu. Diantaranya pembunuhan, penyiksaan sampe adegan seks.
Sejumlah pendapat tentang misteri ini memang sempat menguap. Ada yang bilang karena beberapa panel relief kurang pantas diperlihatkan ke publik, sehingga di timbun sedikit lebih dalam. Namun pendapat lain mengatakan bahwa timbunan tersebut memang demi kestabilan posisi candi, biar nggak amblas. Terlepas dari perdebatan tersebut, secara keseluruhan, relief yang ada di Borobudur merupakan cerminan jelas filsafat mazhab Mahayana. Kalo diistilahkan kitab, maka Borobudur merupakan gambaran sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mendapatkan kesempurnaan menjadi Buddha.
Bagian paling bawah atau Kamadhatu menggambarkan dunia yang masih dikuasai oleh kama atau nafsu rendah. Bagian tengah (empat tingkat) adalah Rapadhatu, lambang dunia yang udah dibebaskan dari nafsu, tapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan berikutnya, yang tertinggi (lima sampai ketujuh) dinamakan Arupadhatu. Tingkatan ini (tiga teratas melingkar yang mengarah kepusat kubah) melambangkan alam atas, dimana manusia udah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum sampe ke Nirwana.
Relief tersembunyi tersebut kabarnya diketahui oleh arkeolog JW Yzerman saat mendokumentasikan dan merekam relief tahun 1885 dan sekitar tahun 1890-1891. Bagian tersebut dibuka seluruhnya oleh seorang fotografer, Kasiyan Chepas untuk dibuatkan dokumennya satu persatu. Sempat diangkat, namun batu bervolume 13000 meter kubik ini dikembalikan lagi ke posisinya dan belum ada lagi orang yang bisa melihatnya. Namun, misteri ini muncul lagi dengan adanya 3 panel relief di bagian tenggara candi yang terbuka. Dugaan sementara sih karena proses penutupan saat itu nggak sempurna. Hasil bidikan Chepas kemudian dibukukan pada 1931. Buku aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise asli disimpan di Museum Tropen, Amsterdam karena statusnya milik Pemerintah Belanda, tapi Pemerintah Indonesia memiliki replika saluruh foto itu.
![]() |
| berbentuk punden berundak |
![]() |
| Relief pada bagian Candi Borobudur |
![]() |
| relief yang ditutup |





0 komentar:
Posting Komentar
kasih dong komentar kamu, sobat fresh ^^